Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang yang bertugas di Kelurahan Wates, Ngaliyan, Kota Semarang memiliki program kerja pemanfaatan limbah sayuran dan buah-buahan menjadi cairan yang kaya akan manfaat. Cairan tersebut bernama eco-enzyme.

Cairan ini dihasilkan melalui proses permentasi limbah buah ataupun sayuran yang dipadukan dengan gula merah dan air sesuai takaran. Beberapa manfaat cairan ini dapat digunakan sebagai pupuk tanaman, bahan tambahan sabun cair, shampo, aroma terapi dan masih banyak yang lainnya.

Cairan ini telah terbukti mengandung banyak manfaat. Karena itu, Kelompok KKN UIN Walisongo Semarang, menjadikan eco-enzyme sebagai salah satu program kerja yang hasilnya akan diserahkan kepada masyarakat setempat. Seperti yang disampaikan oleh Adam, salah satu anggota kelompok.

“Eco-enzyme bahan-bahanya sangat mudah didapatkan, seperti limbah dari buah dan sayuran yang sering kita anggap sepele, tapi ternyata manfaatnya sangat luar biasa, jadi menurut kami ini cocok untuk dikenalkan ke warga sini,” ujar Adam.

Selain itu, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) ini, juga menuturkan ini adalah cara yang ampuh untuk mengatasi masalah limbah buah dan sayur yang dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan sekitar.

“Salah satu alasan kami memilih eco-enzyme agar dapat mengurangi dampak dari limbah buah dan sayuran yang mencemari lingkungan. Lagipula caranya juga cukup mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang,” katanya.

Senada dengan Adam, Sukron selaku Koordinator Kelompok 14 KKN UIN Walisongo Semarang juga menjelaskan cara membuat eco-enzyme sangat mudah dan akan segera disosialisasikan ke warga.

“Tujuan kita itu untuk mengenalkan ke warga tentang Eco-Enzyme manfaatnya dan cara membuatnya, nanti akan dipandu. Bahan-bahannya sudah kita siapkan,” katanya.

Lurah Wates Yuli Ekowati beserta staf juga ikut menyaksikan proses pembuatan eco-enzyme. Dia mengapresiasi program tersebut karena dinilai sangat dibutuhkan oleh masyarakat

“Ini bagus, saya juga tahu manfaatnya. Maka dari itu dapat dikembagkan lagi ke masyarakat Wates supaya bisa paham kegunaannya dan cara pembuatannya,” katanya. (*)