Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah Angkatan 75 UIN Walisongo Semarang mengadakan Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik melalui Ecobrick bersama anak-anak di Dukuh Ledok Desa Ngawen Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati.

Selama pandemi ini, anak-anak terlihat kurang produktif karena mereka hanya sibuk dengan gadget untuk belajar daring. Kreatifitas mereka pun terbatas karena jarangnya interaksi dengan teman sebaya.

Hal itulah yang menjadi inisiatif Mahasiswa KKN DR 75 UIN Walisongo Khoirul Ali Ahmadi untuk mengajak anak-anak agar dapat memanfaatkan sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis tanpa merugikan lingkungan sekitar.

“Melihat anak-anak kurang produktif selama pandemi, saya ajak untuk peduli terhadap lingkungan dan mengasah kreatifitas mereka dengan memanfaatkan sampah plastik”, ungkap Khoirul Ali Ahmadi.

Khoirul menjelaskan bahwa sampah plastik merupakan sampah yang butuh waktu yang lama untuk terurai. Jika dibiarkan menumpuk akan mengganggu pemandangan dan jika dibakarpun akan menimbulkan polusi udara.

“Sampah plastik merupakan sampah yang butuh waktu lama untuk hancur karena sampah ini sifatnya sulit terurai”, imbuhnya.

Untuk membuat ecobrick cukuplah mudah, hanya butuh plastik, botol dan kayu. Sampah plastik yang ada lalu dipotong kecil-kecil setelah itu dimasukkan ke dalam botol bekas sampai penuh dan ditekan dengan kayu hingga padat.

Adanya kegiatan dari Khoirul ini mendapat respon baik dari anak-anak. Salah satu anak yang mengikuti kegiatan tersebut yaitu Imelda Rossa mengungkapkan bahwa ia senang belajar membuat ecobrick dan menambah pengetahuan tentang pemanfaatan sampah plastik.

“Saya senang membuat ecobrick dan jadi tahu untuk memanfaatkan sampah plastik”, kata Imelda.

Melatih kepedulian lingkungan haruslah di mulai sejak dini. Maka dari itu, anak-anak menjadi sasaran tepat untuk membiasakan sikap kreatif terhadap lingkungan sekitar agar setiap apa yang tidak berguna dapat membawa nilai ekonomis.