Senang, bangga, dan haru bercampur aduk dalam hati Aisy Puspa Livia, mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

ernyataan itu dikeluarkan tiga dosen penguji, Mokh Syaroni Sekretaris LP2M, M Rikza Chamami Kapus PPM LP2M dan Ahmad Tajudin Arafat Staf Ahli LP2M.

Adapun tema yang diambil Aisy dalam KKN bersama relawan internasional itu “Mangkang Environmental International Work Camp”.

Di mana kegiatan tersebut berlangsung selama 22 hari, sejak 10 Februari hingga 22 Februari di Kelurahan Mangkang Wetan Kecamatan Tugu, Kota Semarang, serta di Rembang sejak 24 Februari sampai 5 Maret.

Aisy mengatakan, tema tersebut diambil sebagai langkah untuk menjawab kebutuhan dalam melestarikan sisi pantai Laut Jawa Utara di Mangkang, di mana saat ini daerah tersebut dalam bahaya abrasi laut.

“Kondisi hutan bakau semakin buruk di wilayah tersebut, sehingga cukup sulit untuk menemukan spesies asli hutan bakau.”

“Untuk itu tema tersebut kami angkat dalam KKN,” jelasnya, Jumat (12/6/2020).

Dilanjutkannya, permasalahan sampah juga menjadi poin dalam penelitian bersama relawan Jepang dan Rusia.

“Kami menemukan permasalahan yang mengancam kondisi pesisir, yaitu kurangnya kesadaran terkait lingkungan dan pola hidup ramah lingkungan,” ucapnya.

Untuk mananggapi permasalahan tersebuy, Aisy yang ditunjuk menjadi camp leader, melakukan berbagai kegiatan seperti penanaman mangrove, pengolahan limbah serta kampanye eco-friendly lifestyle.

“Dalam pelaksanaan kegiatan, ada tiga kegiatan utama yang menjadi fokus project kami.”

“Yaitu penanaman mangrove untuk mencegah abrasi laut, dan perubahan iklim, karena di daerah Mangkang benar-benar panas.”

“Lalu pengolahan limbah lewat edukasi cara membuat kerajinan dari bungkus plastik, dan terakhir kampanye eco-friendly lifestyle dengan mengajak warga local untuk mengurangi konsumsi plastik,” jelas Aisy.

Aisy menambahkan, ketiga kegiatan tersebut bermuara pada isu global yang sedang hangat diperbincangkan yaitu soal climate change atau perubahan iklim.

“Selama KKN berlangsung, kami juga rutin mengadakan bimbingan belajar (Bimbel) untuk anak-anak di camp-site.”

“Kami mengajarkan percakapan-percakapan dasar Bahasa Inggris dan ilmu pengetahuan umum lainnya seperti membaca, menulis menghitung dan menggambar,” terangnya.

Aisy menerangkan, ia tidak hanya mengajar, tetapi juga mengenalkan dan menerapkan permainan tradisional seperti petak umpet, bola bekel, lompat tali dan egrang.

“Permainan tradisional sengaja kami terapkan di tengah proses pembelajaran, tujuan kami sapuya warisan budaya tersebut tidak punah,” jelasnya.

Adapun Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Walisongo M Rikza Chamami dalam keterangan pers LP2M, mengatakan bangga dengan kelulusan yang diperoleh Aisy.

“Tentunya kami bangga ada mahasiswa yang berhasil menyelesaikan kegiatan KKN Pengakuan bersama relawan internasional dari Jepang dan Rusia tersebut,” imbuhnya.