Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang telah meresmikan Smart Irigasi di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kusuma Abadi, Desa Ngemplak Kidul, Kecamatan Margoyoso, Pati, Sabtu (14/11/2020).

Acara peresmian tersebut dihadiri oleh Ketua LP2M UIN Walisongo Dr. H. Akhmad Arif Junaidi, M.Ag beserta stafnya, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Kelompok 11 Mahdaniyal Hasanah, Kepala Desa Ngemplak Kidul H. Kunowo beserta perangkat, pengurus BUMDes, dan beberapa tamu undangan.

Kegiatan tersebut juga terselenggara dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Seluruh tamu undangan diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan handsanitizer. Selain itu, mereka juga diberikan souvenir masker tiga lapis sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Peresmian ini merupakan tahap akhir dari program unggulan pengembangan Smart Irigasi di BUMDes Kusuma Abadi Ngemplak Kidul. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya acara ini,” kata Koordinator kelompok 11, Gufron.

DPL Kelompok 11 Mahdaniyal Hasanah menyebut, Desa Ngemplak Kidul merupakan Japan van Java. Sebab, terdapat teknologi canggih sebagai penunjang pemaksimalan sektor perkebunan.

“Teknologi ini sangat cocok sekali dengan anjuran social distancing di era pandemi. Karena kita dapat mengurangi intensitas untuk melakukan kegitan di luar rumah jika tidak diperlukan,” kata dia.

LP2M UIN Walisongo bersama dengan Pemerintah Desa Ngemplak Kidul Pati saat Resmikan Smart Irigas

Dengan teknologi tersebut, lanjut dia, hanya perlu mengontrol penyiraman tanaman dengan aplikasi perintah suara. “Cukup dengan mengucap oke google, nyalakan air. Maka, otomatis lahan pertanian kita akan terairi,” jelas Mahda.

Sementara itu, kepala LP2M UIN Walisongo Akhmad Arif Junaidi mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi ketanggapan pemuda di bidang teknologi. Apalagi, mampu menciptakan terobosan-terobosan baru.

“Ketika saya ke Belanda tahun 2017 dan melihat teknologi Smart Irigasi seperti ini, saya pikir di Indonesia baru akan dapat menerapkannya (smart irigasi) 10 tahun ke depan, yaitu sekitar tahun 2027. Namun ternyata, karena ketanggapan pemuda Indonesia di bidang teknologi, pada tahun 2020 ini, Indonesia sudah mampu menerapkan sistem Smart Irigasi, meskipun masih dalam skala kecil,” jelas Arif Junaidi.

Sementara itu, Kepala Desa Ngemplak Kidul, Kunowo, menyampaikan apresiasinya kepada tim KKN kelompok 11 dan LP2M UIN Walisongo. Sebab telah membantu dalam pengembangan aplikasi di desanya tersebut.

“Saya sangat bangga karena kegigihan tim KKN kelompok 11 dalam merealisasikan program pengembangan Smart Irigasi ini. Saya juga berterima kasih kepada LP2M UIN Walisongo karena telah memilih Smart Irigasi sebagai program unggulan KKN kali ini,” ucap dia.