Ajakan itu diwujudkan melalui program pelatihan membuat kerajinan dari daur ulang sampah. Program ini menyasar warga RW 05 Kelurahan Pudak Payung.

Sapto, Ketua Bank Sampah RW 05 menjelaskan, masalah sampah di wilayah itu mulai berkurang semenjak ada Bank Sampah. Namun warga umumnya bisa memilah sampah organik, namun tidak dengan sampah plastik (anorganik).

Oleh mahasiswa KKN UIN Walisongo, warga diajak mengolah sampah plastik menjadi anyaman. Sampah seperti kantong kresek, bungkus kopi, deterjen, indomie, dan sejeninsya diolah.

Koordinator Desa Posko 1  M.Yusril Izha mengatakan pihkanya menggelar pelatihan itu agar Bank Sampah di RW 5 dapat berkembang.

“Kita ikut berperan aktif mengatasi maslaah itu dengan menjadikan sampah plastic menjadi kerajinan unggulan yang memiliki nilai dan bisa dijual,” tandasnya.

Kegiatan pelatihan ini mendapat respon positif. Perwakilan RW 5 Sri Wahyuni menyatakan, pelatihan membuat kerajinan anyaman dari daur ulang sampah plastik tersebut dapat menjadi solusi atas permasalahan yang di hadapi bank sampah di RW 5.

“Kami berharap setelah mendapat pelatihan membuat kerajinan