Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN MIT 14) kelompok 8 UIN Walisongo Semarang mengadakan Pelatihan Tari Sufi bagi masyarakat Desa Muneng, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang pada Kamis, (7/7/2022).
Kegiatan yang dilakukan setiap hari kamis pukul 14.00 WIB tersebut, bertempat di Balai Pelatihan Desa Muneng.
Sekretaris Desa Muneng Fuat Hasyim menyambut baik pelatihan tari sufi bagi masyarakat Muneng, terutama Remaja dan anak-anak. Kemampuan ini sangat berguna bagi mereka untuk menambah kegiatan yang bermanfaat.
“Adanya pelatihan tari sufi sangat bermanfaat sekali, sebenarnya udah lama ingin ada pelatihan tari sufi. Tapi, pelatihnya belum ada. Alhamdulillah sekarang, dari mahasiswa KKN di Desa Muneng ada yang bisa nari sufi dan mendampingi masyarakat Muneng. Dari pemerintah desa sangat merasakan kebermanfaatannya. Sehingga anak-anak desa muneng banyak kegiatan yang positif,” kata Fuat Hasyim.
Menurutnya, tari sufi adalah seperti slogan yang pertama yakni mendekatkan diri kepada Ilahi Rabbi. Dengan tata cara yang diberikan, pada anak-anak itu adalah suatu cara mereka lebih mengenal kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Intinya mendekatkan diri, agar penanaman ketauhidan kepada anak-anak disampaikan dengan cinta.
Tujuan tari sufi terletak pada niat, yang hanya niatkan Lillah. Dari niat yang hanya ditujukan kepada Tuhan yang memberi cinta dan seorang yang ingin menggapai cintaNya, bisa melalui tarian sufi.
Pembimbing pelatihan tari sufi, Levinia Dian Kristina Wati menyampaikan tari sufi untuk semua orang, tidak pandang agama, usia, jabatan dan gender.
“Tari sufi boleh dipelajari oleh siapa saja, termasuk agama. Tari sufi bukan hanya untuk orang Islam. Agama lain boleh mempelajarinya. Seperti Abah Budi Harjono mengatakan ‘Tari sufi adalah tarian cinta’ cinta kepada Tuhannya,” jelas Mahasiswi jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Walisongo Semarang.
Pelatihan tari sufi diikuti oleh laki-laki dan perempuan. Sedangkan usia paling muda berumur 3 tahun. Lanjut Levinia, rasanya sangat senang karena bisa memberikan manfaat kepada anak-anak atas bakat dan kemampuan yang saya milki dan tari sufi bisa berkembang di Desa Muneng.
Dia juga menegaskan, Syekh Jalaluddin Rumi berkata, tari sufi tidak boleh dijelaskan dengan teori. Tapi, harus langsung praktik. Harus bisa nari terlebih dahulu, setelah itu mempelajari apa itu tari sufi.
Fuat Hasyim, juga sebagai Sekretaris GP Ansor kecamatan Pakis menyampaikan harapannya, “Semoga adanya pelatihan tari sufi di Desa Muneng mengisi kegiatan positif khususnya bagi pemuda dan anak-anak. Agar kegiatan negatif tidak diberikan ruang. Keinginan kami di desa Muneng ada pelatihan tari sufi, seolah-olah keinginan dan harapan kami sudah tercapai dengan hadirnya mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang,” Terangnya.