Sampah terus menjadi masalah yang tak kunjung usai. Jutaan ton sampah dihasilkan setiap harinya oleh masyarakat. Pada tahun 2019, Kota Semarang telah menghasilkan 1.200 ton setiap hari. Hal ini sudah semestinya menjadi perhatian serius bagi semua kalangan masyarakat agar tidak menjadi bom waktu. Peran serta semua stakeholders perlu ditingkatkan, edukasi masyarakat juga perlu dioptimalkan sehingga kesadaran akan pengelolaan sampah ini menjadi meningkat.
Mahasiswa KKN harus menjadi inisiator dan fasilitator bagi tumbuhnya masyarakat sadar sampah. Hal ini diungkapkan Rusmadi, pada saat bimbingan secara virtual kepada mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata KKN dari Rumah (KKN DR) UIN Walisongo Semarang.
Menanggapi permasalahan terkait sampah ini, mahasiswa KKN UIN Walisongo kelompok 95 yang berlokasi di Kabupaten Kendal merancang program “Rumah Sampah” pada setiap rumah tangga sebagai bagian dari keterlibatan mahasiswa KKN dalam upaya menanggulangi masalah sampah. Koordintaor KKN, Nurul Huda menyamapaikan bahwa kegiatan ini merupakan konsep pendampingan para mahasiswa KKN kepada masyarakat dalam bentuk pengembangan masyarakat dalam pengelolaan sampah organik dari rumah
“Setiap anggota KKN wajib mendampingi masyarakat minimal di RT nya masing-masing untuk menggalakan program rumah sampah di setiap rumah, mereka bersama ibu-ibu PKK belajar bersama-sama bagaimana mengolah sampah organik dari sisa makanan atau sisa masak di dapur. Pupuknya bisa digunakan untuk tanaman atau sayuran di rumah, atau tanaman hias, jadi kami ingin ada desain rumah sampah skala rumah tangga lah, karena jika rumah tangga sudah bisa mengelola sampahnya, maka akan meminimalisir produksi sampah yang tidak terkelola”, ujar Nurul Huda, Koordinator kelompok 95.
Menanggapi program rumah sampah ini, Rusmadi, dosen pembimbing lapangan yang juga tim Green Campus UIN Walisongo pun memberikan apresiasi dan dukungan.
“Program pengolahan sampah berbasis rumah tangga itu sangat penting, kita perlu membudayakan masyarakat untuk mengolah sampahnya sendiri. Ini sangat membantu mengatasi permasalahan sampah. Ini bagian dari edukasi kepada masyarakat terkait masalah sampah, selain itu juga peningkatan keterampilan pengolahan sampah. Kita perlu memberikan edukasi sekaligus peningkatan skill, jangan hanya kasih penyadaran tetapi tidak diajari skillnya”. Sebut Rusmadi, pada saat memberikan pengarahan dan bimbingan secara virtual kepada mahasiswa KKN.
Sebagaimana diketahui, produksi sampah di Kabupaten Kendal yang merupakan lokasi KKN Kelompok 95 ini telah mencapai 1.500 m3 kubik per hari, jika data ini terus bertambah dan tidak ada upaya-upaya pengurangan sampah, maka Kabupaten Kendal membutuhkan tempat pembuangan sampah yang cukup luas selain TPA di Desa Darupono kecamatan Kaliwungu Selatan.